Morning Star


Rianti 17 Y.O “A guy walks up to me and asks 'What's Punk?'. So I kick over a garbage can and say 'That's punk!'. So he kicks over a garbage can and says 'That's Punk?', and I say 'No that's trendy! Twitter / Tumblr / Infishnity / Looklet

“Well, you know, like, I don't really give a fuck what the general public think.”


{Tuesday, 15 April 2014} 9:49 am


Ketika idealisme berbenturan dengan kenyataan.

Gue gak ngomongin tentang hal spesifik disini. Cuma aja, barusan banget gue ngerasain yang namanya keluar dari comfort zone.
Mungkin kemarin-kemarin itu gue masih belum sadar betul sebenarnya gue tuh ngapain sih disini? Kuliah? Nyari pengalaman hidup? Atau apa?
Sebelum malam ini, gue belum sadar kalo sebenarnya gue itu belum sepenuhnya keluar dari zona nyaman gue. Baru malam ini aja gue dapet pelajaran bener-bener soal dunia orang dewasa.
Dan jujur? Gue gak suka dunia ini.
Bukan gak suka juga sih, tapi lebih ke kurang cocok, kurang nyaman sama dunia baru yang akan gue hidup didalamnya cepat atau lambat.

Gue tuh kayaknya masih dalam masa transisi, antara sadar sama gak sadar dibawa, diseret secara paksa untuk masuk kedalam dunia orang dewasa yang selama ini gue kira ga akan beda jauh sama dunia yang udah gue tempatin selama 18 tahun gue hidup.
Ternyata anggapan gue salah besar.
I’m like walking alone into an uncharted territory.
Kayak, gue disuruh maju ke suatu tempat yang gue belom pernah datengin gitu sebelumnya biarpun udah dibekalin provisions yang gue butuhin.
Intinya gue harusnya sih udah siap sama segala sesuatu yang ada didalemnya, tapi itu cuma teorinya.
Prakteknya sih gue kaget banget juga sama dunia baru ini. Mungkin karena masih baru sih ya, jadi gue masih gimana gitu, tapi ya tetep aja gue sebenernya merasa takut.
Sejujurnya gue takut sama dunia orang dewasa ini, gue bingung gue sebenernya takutin apa tapi yang jelas, hal yang paling gue takutin adalah kalau misalnya gue lama-lama berubah jadi orang yang gue gak pernah pengen jadi sebelumnya.
Get it?
Kalo nggak, ambil contohnya gini aja.
Ada anak yang kecilnya riang, imaginative dan sebagaimana layaknya anak kecil yang sehat lah. Akhirnya si anak ini menempuh suatu proses kehidupan yang namanya proses pendewasaan, dan karena satu dan lain hal yang terjadi dalam proses tersebut, dia berubah menjadi seorang individu dewasa yang sangat berbeda sifatnya dari pas dia masih kecil.
Gue menempatkan posisi gue di posisi si anak itu, dan misalkan aja nih, ada satu dan lain hal juga yang menyebabkan gue berubah drastis dari sifat asli gue ke sifat yang dimana gue dianjurkan untuk punya, gue akan selamanya benci sama diri gue sendiri.

Emang, semuanya berujung sama pendirian masing-masing individu. Dan alhamdulilah, kalau untuk masalah itu bisa dibilang pendirian gue lumayan kuat karena emang udah turunan keras kepala dan gue udah punya pandangan ke depannya gue mau gimana yang insya allah kesampean.
Masalahnya itu sebenernya Cuma satu, stabilitas dunia orang dewasa itu kurang.
Dan gue selama ini, jujur, hidup selalu dijamin sama orang tua, apapun itu. Dan karena itu juga makanya pandangan gue tentang dunia orang dewasa itu kayaknya apa aja bisa kejadian, karena gue dari dulu selalu merasa secure akan segala hal. Gue gak pernah merasa insecure sedikitpun dulu.
Tapi sekarang, gue sadar gue hidup sendiri. Gak ada lagi orang yang menjamin hidup gue, karena dunia orang dewasa itu pada ujungnya para individu-individu hanya akan mementingkan kepentingan dirinya sendiri.
Individualis.

Makanya malam ini tuh, gue sebenernya merasa takut ke depannya gimana. Gue sadar gue harus punya pegangan ke satu orang diluar orang tua gue, karena gue gak akan mungkin hidup sendirian gimanapun caranya.

Tapi, yang jadi masalah lagi adalah…
Apa ada yang bisa jamin orang tersebut bisa gue andalkan seumur hidup gue?


previous

layout by drivefaraway